Ticker

6/recent/ticker-posts

Beberapa Tokoh di Sukoharjo Kecam Aksi Anarkis di Hari Buruh


SUKOHARJO – Aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2025 di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang tercoreng oleh tindakan anarkis yang diduga dilakukan oleh kelompok tidak beratribut serikat buruh. Kelompok ini, yang oleh aparat keamanan kerap disebut sebagai kelompok anarko, terindikasi memprovokasi kerusuhan melalui aksi perusakan fasilitas umum dan kekerasan terhadap petugas.

 

Di Semarang, insiden kericuhan tercatat berupa perusakan pagar pembatas jalan, vandalisme di aspal Jalan Pahlawan, serta pelemparan benda berbahaya ke arah aparat kepolisian. Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, menyesalkan tindakan tersebut dan menyatakan bahwa perilaku anarkis semacam itu tidak hanya merusak fasilitas publik tetapi juga merugikan masyarakat secara luas.

 

"Fasilitas umum dirusak. Untuk memperbaiki juga menggunakan dana yang berasal dari rakyat. Artinya aksi anarkis itu juga merugikan masyarakat luas," tegasnya.

 

Menanggapi eskalasi anarkisme dalam unjuk rasa tersebut, sejumlah tokoh di Kabupaten Sukoharjo menyuarakan keprihatinan. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukoharjo, Zainul Abbas, mengimbau agar masyarakat senantiasa menjaga kondusivitas daerah. Ia menegaskan pentingnya menyampaikan aspirasi secara santun sesuai dengan koridor hukum, norma agama, dan prinsip kehidupan berbangsa.

 

"Kami selaku tokoh agama mengimbau, mari kita menjaga kondusivitas masyarakat kita. Gunakan hak dan kewajiban kita sesuai aturan hukum dan norma agama, agar bangsa ini tetap rukun, damai, dan maju dalam menyampaikan pendapat," ujarnya.

 

Senada dengan itu, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Sukoharjo, Sofwan Faizal Sifian, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi penyusupan oleh pihak-pihak yang ingin menciptakan ketidakstabilan. Ia menyampaikan bahwa peristiwa di Semarang seharusnya menjadi pelajaran bersama agar tidak terulang di wilayah lain, termasuk di Sukoharjo dan Soloraya.

 

"Aksi anarkis justru merugikan semua pihak: pemerintah, masyarakat, dan buruh itu sendiri. Kami harap ke depan, buruh, pengusaha, dan pemerintah dapat bersinergi menciptakan iklim ketenagakerjaan yang sehat dan produktif," ucapnya.

 

Sementara itu, peringatan Hari Buruh di Kabupaten Sukoharjo berlangsung dalam suasana damai dan menggembirakan. Sejumlah kegiatan positif digelar, antara lain pameran produk perusahaan, bazar kuliner UMKM, dan stand informasi lowongan kerja bagi buruh yang terdampak pemutusan hubungan kerja. Acara juga dimeriahkan oleh pertunjukan orkes Melayu dangdut jadul, yang menghadirkan suasana meriah namun tetap tertib. AKBP Anggaito menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat dan jajaran Forkopimda yang hadir dan turut menjaga situasi agar tetap kondusif.

 

"May Day 2025 di Sukoharjo digelar dengan sukses. Ini menjadi bukti bahwa peringatan Hari Buruh dapat dilaksanakan dengan aman, produktif, dan bermanfaat bagi semua pihak," pungkasnya.

 

Peringatan Hari Buruh di Sukoharjo menjadi contoh positif bagi daerah lain dalam menciptakan ruang demokrasi yang sehat dan bertanggung jawab, tanpa harus mengorbankan ketertiban umum dan keamanan nasional.